Alasan jam operasional, kemungkinan baru hari ini, apakah ada kelanjutannya, untuk menertibkan?.

Tangerang, posbandung.com

Dinas Perhubungan (Dishub) Kab. Tangerang bersama Pumuda Pancasila (PP) Teluknaga Kab. Tangerang, Banten, jumat (18/10).

Akankah terpikirkan oleh PT. Sedayu untuk memindahkan tanah galian tak jauh tempat proyeknya pembangunan kota.

Setidaknya PT. Sedayu itu luas, kenapa tidak di galih sekitar 40% tanah Faso-fasum, kenapa harus ambil tanah warga jarak tempuhnya jauh.

Coba menertibkan mobil truk tanah, baru siang tadi sekitar jam 15.00 Wib sampai selesai putar balik kendaraan dam truk angkuatan tanah di putar balik, di jalan Jalan raya kp Melayu teluknaga arah ke kota tangerang.

Alasan jam operasional, kemungkinan baru hari ini, apakah ada kelanjutannya, untuk menertibkan?.

Warga bilang itu cuma spik para anggota Dishub dan PP Teluknaga saja.

“Pada hal itu di tertibkan, tidak ada rugi Dishub dan PP, karena yang lewat itu rakyat, yang di giles sama ban mobil dan nabrak manusia juga rakyat”, tuturnya Rahmadan (56) warung kopi di teluknaga.

Menurut Rahmadan, di jalan prancis depan Alfarmar itu dari Januari 2024 – Oktober 2024 sudah 2 orang mati di giles mobil truk muatan tanah.

Sebenarnya pengusaha itu kan ada tanahnya, seharus ambil tanah, pasir, dan air bisa di ambil 40% luas tanah yang ia miliki, kenapa ia harus mengkorbankan tanah rakyat sampai 30 KM jarak di pembangunan PT. Sedayu.

Seharusnya sedayu itu tak usaha membeli tanah yang luar dari pembangunan proyek raksasa.

“Karena jarak tempu dari proyek sampai 30 KM itu kan banyak ruang dan tempat ramai yang harus di lewati”, tutur Samsudin, SH,.MH.

Jika PT. Sedayu itu punya tanah luas 300 KM/persegi, sekitar 50 KM kan bisa di gali, untuk pengambilan tanah dan pasir untuk keperluan pembangunan proyek raksasa.

“Setidaknya tanah 20-40% kan bisa di gunakan fasilitas perairan dan bisa bikin danau untuk penyerapan air dari perumahan dan proyek raksasa”, katanya Durin.

Jika jarak tempu sudah makan waktu 3 sampai 5 jam kos yang di keluarkan juga bertambah.

Seperti pembayaran oknum-oknum aparat, korban yang meninggal, pembelian tanah warga, dan juga pembayaran oknum ormas, tentu besar kenapa tidak di gunakan 40% tanah PT. Sedayu di gunakan untuk gali buat daratan rendah.

“Toh kenapa harus di galih tanah rakyat, ini sudah bentuk dijajah dan kekuasaan pihak tertentu”, tutur Riadi.

(Henry / feri)

[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.

onetag.com, 7cd9d7c7c13ff36, DIRECT